Daftar Blog Saya

Sabtu, 08 Januari 2011

Blog baruku

Di blog ini saya akan memuat tulisan-tulisan berupa cerpen yang saya buat sendiri. Bagi para pembaca silahkan memberikan komentar yang dapat membangun cerpen saya. PENTING! Diharamkan melalukan Plagiat!
Kota Itu Berbahaya
“Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh! Kalian harus mengikuti ibu, sesuai dengan hukum kita”
            “Tapi Bu kita kan ingin melihat kehidupan di kota
            “Kalian itu lahir di desa, hidup di desa, dan mati di desa.”
            Kelima anak itu kembali mengikuti ibunya mencari makan dengan kesal sebab tidak diperboleh kan berjalan-jalan ke kota. Ada memang anak yang bandel dari si Ibu yang berbulu krem kecoklatan itu. Ia bosan mencari makan di desa yang menunya hanya beras campur kerikil. Kadang ia mendapatkan serobek kue dari segumpal makanan yang dimakan anak-anak.
            Suatu pagi, si induk sedang tidur, anak ini mencuri kesempatan dalam kesempitan. Ia membangunkan saudara-saudaranya lalu mengusulkan rencananya.
            “Apa kamu tidak dengar kata ibu kita bahwa tidak boleh ke sana”,kata anak yang lain.
            “Ah…tak usah dipikirkan. Aku kan hanya ingin melihat sebentar saja masa tidak boleh”,kata anak bandel.
            “Terserah kamu saja tapi kalau nanti ketahuan ibu, kamu yang kita salahkan.”
            Dari kelima anak itu yang terlahir dahulu di dunia ini adalah si bandel, jadi wajar saja mereka menurut padanya. Telapak kaki anak ayam di tanah semakin banyak dan berarah menuju kota. Setelah sekian meter mereka mendengar kebisingan mobil-mobil berlari di jalan raya.
            “Ayo kita pulang! Kita sudah melihat kotanya” kata anak yang lain.
            “Nanti saja pulangnya, kita sudah jalan sejauh ini kok pulang lagi. Lebih baik jalan-jalan sebentar”,kata anak bandel.
            Anak yang menentang itu tidak bisa mengalahkan kakaknya yang tertua. Semua tentangannya tidak dipedulikan oleh kakaknya itu dan saudaranya yang lain. Berjalanlah anak-anak ayam itu di pinggiran kota. Tiba-tiba langkah kaki yang besar menuju mereka, mengulurkan tangannya dengan cepat sehingga anak-anak ayam yang lari guna menyelamatkan dirinya tertangkap basah oleh orang berkacamata hitam dengan rambut afronya disertai pakaiannya yang seperti tukang ayam.
            “ha…ha…ha. Lumayan nih dapet modal tak berduit. Nanti siang gue jual lu pade ke anak-anak sekolah sono.”,kata tukang ayam.
            “Aduh gimana nih kita tertangkap. Ibu bisa marah kalau kita ketahuan begini ke kota.” Kata anak bandel panik.
            “Gara-gara kamu sih ngajak kita ke kota, sekarang tanggungjawab kamu tuh gimana kita bisa keluar dari sini”, kata anak yang menentang.
            “Eh… lebih baik kita pikirkan bersama. Apa kalian tidak ingat kata kakek.”,kata anak yang lain.
            “Oh iya benar juga, ayo kita pikirkan.”,kata adiknya ayam yang menentang.
            Sesaat kemudian mereka menndapatkan ide, mereka menunggu kotak tempat ayam itu diletakkan di tanah. Si tukang ayam pulang ke rumah dahulu, dia meletakkan kotak ayamnya diatas kursi yang berada dalam rumah. Dia menuju ke kamarnya menyiapkan dompet. Selagi tkang ayam tidak melihat kelima anak ayam itu beraksi, mereka bertumpuk-tumpuk  menjadi sebuah tiang lalu yang paling atas melompat turun. Sayangnya si tukang melihat, tentu saja dengan cepat dia mengambil anak ayam yang lagi melompat dengan mata merem membayangkan dirinya keluar dari kotak itu kembali ke kotaknya. Anak ayam itu membuka matanya dan paruhnya menganga melihat dia kembali ke kotak. Pasrahlah mereka semuanya,berdoa kepada Allah saja yang bias mereka lakukan sekarang. Selama ke sekolahan, mereka merenung kesalahan tidak menderngar perkataan ibunya terutama si bandel.
            Di tengah jalan anak-anak ayam itu berciap-ciap yang dibarengi tangisan mereka.
Suara kotak itu berisik sekali hingga mengganggu telinga tukang ayam. Tiba-tiba sesuatu menabrak si tukang dan kotak terlempar beserta anak-anak ayamnya. Langsung saja mereka lari ke desa mereka sambil mengucap syukur pada Sang Pencipta Alam Semesta.
            Sang  induk sibuk mencari anak-anaknya, bertanya kesana kesini, namun dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Semua ayam sibuk mencarinya.
            “Aduuh. Kemana itu anak bikin orang tua susah aja.”,cemas sang induk.
Tiba-tiba terdengar suara dari jalan ke kota “Ibu…ibu… kami pulang ibu… kami gak mau lagi keluar desa ke kota.”. Bertemulah mereka dengan mengharukan, ayam-ayam yang lain merasa lega sebab anak-anak yang hilang itu sudah kembali ke pangkuan induknya.